Profil Desa Surobayan
Ketahui informasi secara rinci Desa Surobayan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Surobayan di Kecamatan Ambal, Kebumen, merupakan wilayah agraris padat penduduk dengan potensi kerajinan lokal "Dian Kurung". Didukung alokasi Dana Desa 2025 tertinggi se-kecamatan, desa ini berfokus pada pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ek
-
Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Melalui BUMDes "Usaha Bersama Surobayan", desa ini aktif merevitalisasi dan memasarkan kerajinan warisan budaya "Dian Kurung" sebagai produk unggulan.
-
Komitmen Pembangunan Tinggi
Desa Surobayan menjadi penerima alokasi Dana Desa terbesar di Kecamatan Ambal untuk tahun 2025, mengindikasikan fokus pemerintah pada percepatan pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan masyarakat.
-
Tantangan dan Respon Kesehatan Publik
Adanya temuan signifikan terkait kasus stunting di wilayah ini telah memicu respons aktif dari pemerintah desa dan lembaga kesehatan lokal untuk meningkatkan gizi dan kesehatan ibu-anak.

Terletak di jalur strategis Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Desa Surobayan menjelma menjadi sebuah wilayah dinamis yang memadukan corak agraris dengan geliat ekonomi kreatif. Sebagai penerima alokasi Dana Desa tertinggi di kecamatannya untuk tahun 2025, Surobayan menunjukkan komitmen kuat terhadap pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup warganya. Di tengah kepadatan penduduknya, desa ini menyimpan potensi unik melalui revitalisasi kerajinan lokal dan program-program strategis yang digerakkan oleh pemerintah desa yang aktif.
Desa Surobayan tidak hanya menjadi representasi denyut nadi kehidupan pedesaan di pesisir selatan Jawa Tengah, tetapi juga sebuah contoh bagaimana sebuah komunitas dapat beradaptasi dan berinovasi. Fokus pada pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan penanganan isu-isu sosial seperti kesehatan masyarakat menjadi bukti visi pembangunan yang komprehensif. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk identitas Desa Surobayan, mulai dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tata kelola pemerintahannya.
Kondisi Geografis dan Tatanan Administratif
Secara geografis, Desa Surobayan berada pada koordinat 7°43′54″ Lintang Selatan dan 109°44′54″ Bujur Timur, dengan ketinggian rata-rata 16 meter di atas permukaan laut. Posisi ini membuatnya memiliki iklim tropis dengan suhu harian yang relatif stabil, berkisar antara 25°C hingga 29°C. Total luas wilayah Desa Surobayan yakni sekitar 60,3 hektar atau 0,603 kilometer persegi. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk permukiman padat dan lahan pertanian kering, yang menjadi penopang utama aktivitas warga.
Wilayah desa ini terbagi menjadi lima dusun (pedukuhan) yang menjadi pusat-pusat permukiman dan kegiatan sosial masyarakat. Kelima dusun tersebut ialah Dusun Ceting, Dusun Entak (termasuk di dalamnya area Karanggayam), Dusun Krajan, Dusun Surobayan dan Dusun Wedisari. Tata guna lahan di desa ini sangat terperinci, dengan lahan kering untuk permukiman dan bangunan lainnya seluas 48,09 hektar, sisa lahan kering untuk penggunaan lain seluas 3,70 hektar, tanah bengkok seluas 8,141 hektar, dan tanah kas desa seluas 0,369 hektar.
Letak Desa Surobayan cukup strategis di dalam lingkup Kecamatan Ambal. Batas-batas administratifnya terdefinisi dengan jelas sebagai berikut:
Di sebelah Utara, desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Kutowinangun dan Desa Prasutan.
Di sebelah Timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Prasutan dan Desa Kradenan.
Di sebelah Selatan, Desa Surobayan berbatasan dengan Desa Pagedangan dan Desa Kradenan.
Sementara di sebelah Barat, desa ini dibatasi oleh Desa Dukuhrejosari, Desa Pagedangan, serta sebagian wilayah Kecamatan Kutowinangun.
Struktur kewilayahan yang jelas ini memudahkan koordinasi administratif dan pelaksanaan program pembangunan lintas desa maupun kecamatan.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan tahun 2017, jumlah penduduk Desa Surobayan tercatat sebanyak 1.752 jiwa yang tergabung dalam 467 kepala keluarga (KK). Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri atas 863 jiwa laki-laki dan 889 jiwa perempuan, menghasilkan rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 97, yang berarti jumlah penduduk perempuan sedikit lebih banyak daripada laki-laki.
Dengan luas wilayah 0,603 km², Desa Surobayan memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, mencapai sekitar 2.905 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Surobayan merupakan salah satu desa terpadat di Kecamatan Ambal. Kepadatan ini menjadi tantangan sekaligus potensi. Di satu sisi, ia menuntut ketersediaan infrastruktur dan layanan dasar yang memadai, seperti perumahan, sanitasi, dan air bersih. Di sisi lain, sumber daya manusia yang melimpah menjadi modal utama untuk menggerakkan roda perekonomian desa, baik di sektor formal maupun informal.
Sebuah studi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Ambal Dua menyoroti beberapa aspek sosial-ekonomi yang signifikan di desa ini, terutama terkait isu stunting. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 81,8% keluarga di Desa Surobayan memiliki tingkat pendapatan di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Data ini memberikan gambaran mengenai tantangan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat. Selain itu, tingkat pendidikan warga cukup bervariasi, dengan mayoritas (56,8%) merupakan lulusan SMA/SMK. Temuan-temuan ini menjadi dasar bagi pemerintah desa dan lembaga terkait dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, khususnya di bidang kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.
Geliat Ekonomi dan Potensi Unggulan Desa
Perekonomian Desa Surobayan ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggungnya. Sebagaimana desa-desa lain di Kecamatan Ambal, sektor agraris memainkan peran penting, memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam padi dan palawija. Ketersediaan irigasi teknis dari Waduk Wadaslintang menjadi faktor pendukung utama bagi keberlanjutan produksi pertanian di kawasan ini.
Namun yang menjadi daya tarik utama dan potensi unggulan dari Desa Surobayan ialah kebangkitan industri kreatif melalui kerajinan "Dian Kurung". Dian Kurung merupakan sejenis lampion atau hiasan lampu tradisional yang dibuat dari bambu dan kertas, sebuah warisan budaya leluhur yang nyaris punah. Pemerintah Desa Surobayan, melalui BUMDes "Usaha Bersama Surobayan", mengambil inisiatif untuk merevitalisasi kerajinan ini. BUMDes yang berdiri sejak tahun 2018 ini berperan sebagai motor penggerak, mulai dari tahap produksi, pembinaan perajin, hingga pemasaran.
"Kami melihat Dian Kurung bukan hanya sebagai produk kerajinan, tetapi juga sebagai identitas budaya yang harus dilestarikan. Melalui BUMDes, kami berupaya agar produk ini memiliki nilai ekonomi yang dapat mensejahterakan masyarakat," ungkap seorang pengurus BUMDes.
Produk Dian Kurung kini mulai dipasarkan secara lebih luas, terutama untuk menghiasi rumah dan fasilitas umum pada saat perayaan hari-hari besar seperti Idulfitri, Iduladha, dan perayaan kemerdekaan. BUMDes Usaha Bersama Surobayan yang berlokasi di Dusun Krajan RT 02/RW 01 telah memiliki legalitas badan hukum, yang memudahkannya untuk menjalin kemitraan dan mengakses pasar yang lebih luas. Upaya ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi warga di luar sektor pertanian.
Tata Kelola Pemerintahan dan Arah Pembangunan
Pemerintahan Desa Surobayan, yang menurut data dari situs resmi desa dikelola secara aktif oleh aparatur desa seperti Indra Prasetyo Widodo, menunjukkan dinamika yang proaktif dalam merespons kebutuhan masyarakat dan menangkap peluang pembangunan. Salah satu indikator paling signifikan dari komitmen ini ialah keberhasilan desa dalam memperoleh alokasi Dana Desa (DD) tahun 2025 sebesar Rp1.089.561.000. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara 32 desa di Kecamatan Ambal, menandakan adanya kepercayaan dari pemerintah pusat terhadap kapasitas perencanaan dan pelaksanaan program di Surobayan.
Dana tersebut direncanakan untuk dialokasikan pada sejumlah program prioritas. Mengacu pada kegiatan yang telah diinformasikan melalui situs resmi desa, fokus pembangunan mencakup peningkatan infrastruktur vital seperti pengaspalan jalan desa yang menghubungkan antar dusun. Selain itu, pemberdayaan ekonomi menjadi agenda utama, terbukti dengan adanya musyawarah untuk pembentukan "Koperasi Desa Merah Putih" yang bertujuan untuk menjadi wadah kegiatan ekonomi warga.
Di bidang sosial, pemerintah desa menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu kesehatan masyarakat. Menindaklanjuti temuan kasus stunting, desa secara rutin menggelar kegiatan "Rembug Stunting" sebagai bagian dari proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa. Forum ini menjadi platform bagi aparat desa, kader kesehatan, dan masyarakat untuk berdiskusi, merumuskan, serta mengevaluasi program intervensi gizi dan kesehatan ibu-anak. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa tata kelola pemerintahan tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Tantangan, Potensi, dan Masa Depan Desa Surobayan
Sebagai sebuah entitas pemerintahan dan komunitas, Desa Surobayan berdiri di persimpangan antara tantangan dan peluang. Kepadatan penduduk yang tinggi dan tingkat ekonomi sebagian warga yang masih di bawah UMR merupakan tantangan struktural yang membutuhkan solusi jangka panjang. Isu stunting yang terungkap menjadi alarm pentingnya sinergi antara program ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Desa Surobayan memiliki modal sosial dan kelembagaan yang kuat. Keberadaan BUMDes yang aktif dan inovatif menjadi aset berharga. Revitalisasi Dian Kurung bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang membangun kebanggaan dan identitas komunal. Jika dikelola dengan baik, kerajinan ini berpotensi menjadi ikon desa yang dapat menarik perhatian pasar yang lebih luas, bahkan wisatawan.
Dukungan finansial melalui alokasi Dana Desa yang besar memberikan ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah desa untuk mengakselerasi program-programnya. Kunci keberhasilan di masa depan terletak pada kemampuan pemerintah desa untuk mengelola sumber daya ini secara transparan, akuntabel, dan partisipatif. Dengan memadukan pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi kreatif, dan investasi pada kesehatan sumber daya manusia, Desa Surobayan berada di jalur yang tepat untuk bertransformasi menjadi desa yang maju, mandiri, dan berdaya saing di Kabupaten Kebumen.